Dalam perjalanan hidup setiap manusia, ada mereka yang tidak hanya menggenggam masa depan bagi dirinya sendiri, tetapi juga membawa harapan bagi orang lain.
Hardika Dwi Hermawan, atau yang akrab disapa Dika, merupakan salah satu dari sosok inspiratif tersebut.
Dika salah satu lulusan awardee LPDP yang mendapatkan gelar Master of Science in Information Technology in Education dari Hongkong University.
Saat ini Dika memimpin Desamind, sebuah organisasi nonprofit yang ditujukan untuk anak muda Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
“Kami ingin mendorong lahirnya local hero bagi pengembangan desa yang mereka itu punya world class competence, tetapi punya strong grass root understanding. Jadi saya pengin banyak melihat anak-anak desa ini, sekolah tinggi keluar sana, tapi mereka punya pemahaman lokal yang bagus dan mereka nanti mau mengembangkan desa,” papar Dika, seperti dilansir laman resmi media Kementerian Keuangan, Kamis (07/11/24).
Dengan tekad yang membara, ia membuktikan bahwa perjalanan menimba ilmu hingga ke luar negeri bukan untuk sekadar meninggalkan desa, melainkan untuk kembali membangun dan memajukan pedesaan Indonesia.
Tumbuh di Desa Cipaku, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Dika kecil telah menunjukkan kecintaannya pada ilmu pengetahuan.
Tidak seperti kebanyakan anak seusianya yang meminta mainan, Dika justru meminta dibuatkan perpustakaan saat baru memasuki kelas 1 SMP.
Dia menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat matang, mulai dari stempel peminjaman hingga daftar keluar-masuk buku.
Ayahnya, yang memahami betul keinginan anaknya, membuatkan tempat sederhana dari bambu yang kemudian menjadi ruang belajar bagi Dika dan teman-temannya.
“Alhamdulillah sih orang tua support, lingkungan juga, ya teman-teman yang lain, anak-anak sekitar itu jadi belajar,” seperti dinyatakannya pada laman resmi media Kementerian Keuangan, Kamis (07/11/24).
Ketertarikan Dika pada teknologi juga mulai tumbuh sejak dini.
Komputer menjadi benda yang menarik perhatiannya saat masih kelas 5 SD.
Berawal dari hobi bongkar pasang dan mencoba aplikasi baru, minatnya terhadap dunia teknologi terus berkembang.
“Kemudian ya makin kayak ‘Wih, kok menarik sekali ya dunia komputer’ gitu tuh, kami yang ada di pedesaan kayaknya belum begitu tahu nih manfaatnya,” kenangnya. (*)