Sejumlah dosen penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Luar Negeri Pathway 2024 Tahap 2 menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada Senin siang, menyusul penghentian mendadak program beasiswa tersebut setelah keputusan Pemerintah Amerika Serikat menghentikan program bantuan pendidikan USAID.
Sebanyak 42 dosen yang telah dinyatakan lulus seleksi beasiswa itu kini terkatung-katung, setelah program BPI Pathway tahap kedua dibatalkan tanpa kepastian lanjutan dari Kemdiktisaintek. Para peserta aksi membawa karangan bunga dan poster bertuliskan tuntutan, seperti “Kembalikan Anggaran Kami” dan “Setengah Mati Cari LoA, Lalu Tak Jadi Diberikan Beasiswa”.
“Uang kami sudah habis untuk persiapan tes bahasa seperti IELTS, TOEFL, dan GRE, sekitar Rp 8–10 juta. Kami juga sudah mundur dari jabatan struktural di kampus,” kata Dina, salah satu penerima beasiswa, kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa para penerima telah memperoleh Letter of Acceptance (LoA) dari kampus luar negeri tujuan mereka dan menunggu dikeluarkannya Letter of Guarantee dari pemerintah Indonesia, yang tidak kunjung diberikan. “Salah kami apa? Kami sudah lulus seleksi, nama kami diumumkan resmi di situs Kemendikbud,” ujar Dina.
USAID menghentikan dukungannya terhadap program beasiswa ini pada Januari 2025, menyusul kebijakan penutupan bantuan pendidikan internasional oleh Presiden Donald Trump. Meski demikian, para penerima mengaku tetap dijanjikan keberangkatan hingga akhirnya pada Mei, pemerintah menyatakan pembatalan penuh program tersebut.
Ketika dikonfirmasi soal nasib program tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Khairul Munadi tidak memberikan jawaban langsung. Ia justru menyoroti efisiensi program beasiswa dalam negeri PMDSU yang baru diluncurkan. “Satu beasiswa luar negeri bisa dikonversi menjadi sepuluh beasiswa PMDSU. Selain itu, kami memperkuat kelembagaan pascasarjana di Indonesia,” kata Khairul dalam acara peluncuran program tersebut.
Para penerima beasiswa kini mendesak Kemdiktisaintek agar bertanggung jawab dan mencarikan mitra pendanaan baru sebagai pengganti USAID, agar program yang telah mereka perjuangkan tidak berakhir tanpa kejelasan.
Source: Kompas