Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk merespons kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang menghentikan sementara penerbitan visa bagi mahasiswa asing. Pernyataan ini disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, melalui unggahan resmi akun Instagram Kemdiktisaintek pada Rabu (28/5/2025) malam.
“Untuk adik-adik dan rekan-rekan yang telah menerima letter of acceptance (LoA) dan beasiswa dari Kemdiktisaintek, kami sedang mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan kelanjutan studi kalian. Beberapa upaya yang sedang kami tempuh antara lain, menjajaki peluang studi di perguruan tinggi unggulan di negara-negara lain, segera kami lakukan,” ujar Stella.
View this post on Instagram
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kemdiktisaintek turut mempertimbangkan opsi pendidikan dalam negeri bagi para penerima LoA dan beasiswa. Stella menegaskan bahwa Kemdiktisaintek di bawah kepemimpinan Menteri Brian Yuliarto terus bekerja keras dan bergerak cepat dalam memastikan keberlanjutan pendidikan mahasiswa terdampak.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan penghentian sementara penerbitan visa mahasiswa asing pada Selasa (27/5/2025). Berdasarkan dokumen diplomatik internal yang diperoleh kantor berita AFP, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menginstruksikan seluruh kedutaan besar dan konsulat AS di seluruh dunia untuk menangguhkan penjadwalan wawancara visa pelajar hingga ada arahan lebih lanjut. Kebijakan ini diambil di tengah peningkatan permohonan visa pelajar yang telah menumpuk.
Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump yang memperketat proses pemeriksaan media sosial bagi pemohon visa. Pemerintah AS berencana menerapkan proses penyaringan yang lebih luas terhadap aktivitas daring mahasiswa asing sebelum memberikan izin masuk ke negara tersebut. Dalam waktu dekat, pedoman baru terkait prosedur pemeriksaan akun media sosial bagi seluruh pemohon visa pelajar dijadwalkan akan dirilis.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menegaskan bahwa pemerintah “sangat serius” dalam menyaring individu yang akan masuk ke wilayah AS. “Tujuannya, seperti yang dinyatakan oleh presiden dan Sekretaris Rubio, adalah untuk memastikan bahwa orang-orang yang berada di sini memahami hukum yang berlaku, bahwa mereka tidak memiliki niat kriminal, bahwa mereka akan menjadi bagian positif dari perkembangan AS, betapa pun singkat atau lamanya status mereka,” kata Bruce seperti dikutip dari AFP.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan mahasiswa yang mendaftar untuk semester musim gugur mendapatkan visa tepat waktu, Bruce menyatakan secara singkat, “Ikuti proses seperti biasa dan bersiaplah untuk diperiksa.”
Kebijakan penghentian visa mahasiswa ini diumumkan hanya beberapa hari setelah seorang hakim federal di Boston memutuskan untuk menangguhkan sementara larangan pemerintah terhadap Harvard University dalam menerima mahasiswa asing.