Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa praktik kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 menimbulkan perputaran uang hingga ratusan juta rupiah per peserta, terutama untuk program studi (prodi) favorit seperti Kedokteran.
“Nilai perputarannya kita belum ketahuan, tetapi memang sudah ada yang melaporkan untuk transaksinya. Misalnya untuk prodi-prodi favorit itu bisa mencapai ratusan juta,” kata Eduart dalam konferensi pers pengumuman hasil SNBT 2025 di Jakarta pada Selasa.
Eduart menambahkan, dalam sejumlah kasus, peserta mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk memperebutkan satu kursi di prodi tertentu. “Satu kursi, bisa mencapai ratusan juta. Mayoritas ada di Kedokteran, mayoritas memilih prodi Kedokteran,” jelasnya.
Meski tidak merinci kampus yang terindikasi dalam praktik kecurangan tersebut, panitia SNPMB menyatakan bahwa upaya kecurangan tersebar luas di seluruh pusat UTBK, mulai dari Sumatera hingga Papua. “Daya upaya untuk melakukan kecurangan di pusat-pusat UTBK itu tersebar. Baik yang di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai Papua, ada upaya-upaya kecurangan,” ujar Eduart.
Panitia SNPMB masih menelusuri wilayah dengan tingkat kecurangan tertinggi dan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan aparat penegak hukum. “Baik dari Mabes Polri dan yang terkait, (diskusi) terkait langkah dan tindak lanjut untuk informasi yang sudah kita dapatkan,” tutup Eduart yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Gorontalo.