Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan kebijakan yang melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing. Keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan civitas akademika kampus tersebut.
Universitas Harvard merupakan institusi pendidikan tinggi tertua di Amerika Serikat, yang didirikan pada 8 September 1636 di Cambridge, Massachusetts. Pada awal berdirinya, universitas ini bernama New College, dengan tujuan utama untuk mendidik para pendeta di koloni Amerika. Nama “Harvard” kemudian diambil dari John Harvard, seorang pendeta muda dan dermawan yang mewariskan setengah dari tanah miliknya serta koleksi perpustakaannya yang berjumlah sekitar 400 buku setelah wafat pada tahun 1638. Sebagai bentuk penghormatan, namanya diabadikan menjadi nama resmi universitas ini.
Moto Universitas Harvard adalah Veritas, yang berarti “kebenaran” dalam bahasa Latin. Moto ini secara resmi diadopsi pada peringatan ulang tahun ke-200 universitas tersebut. Warna merah tua atau crimson telah ditetapkan sebagai identitas resmi sejak tahun 1910.
Pada masa awal berdirinya, Harvard hanya memiliki satu fakultas dengan jumlah pengajar terbatas, meskipun reputasi akademiknya telah diakui. Seiring waktu, universitas ini terus berkembang dan mendirikan berbagai fakultas, seperti Fakultas Kedokteran pada tahun 1782, Fakultas Hukum pada 1817, serta Fakultas Bisnis pada 1908.
Saat ini, Harvard terdiri dari 11 unit akademik utama, termasuk Harvard College yang menyelenggarakan program sarjana, serta sejumlah sekolah pascasarjana dan profesional. Kampus utamanya terletak di Cambridge, Massachusetts, dan memiliki beberapa kawasan penting lainnya di Boston, seperti Longwood dan Allston. Kawasan Harvard Yard, sebuah lapangan berumput seluas 9,1 hektare, menjadi pusat aktivitas mahasiswa sekaligus ikon kampus.
Berdasarkan data dari laman resmi universitas, Harvard memiliki lebih dari 2.400 dosen dan sekitar 22.000 mahasiswa. Jumlah tersebut terdiri dari sekitar 6.700 mahasiswa program sarjana serta 15.250 mahasiswa pascasarjana dan profesional. Jaringan alumni Harvard tersebar luas di lebih dari 200 negara, dengan jumlah mencapai lebih dari 371.000 orang.
Sebagai salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di dunia, Harvard pernah menempati peringkat keempat dalam daftar QS World University Rankings pada tahun 2015. Universitas ini telah melahirkan berbagai tokoh berpengaruh, termasuk 48 penerima Nobel, 32 kepala negara, dan 48 pemenang Pulitzer Prize. Salah satu alumnus paling ternama adalah mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Harvard.
Harvard juga memiliki perpustakaan akademik terbesar di dunia, yaitu Widener Library, yang menyimpan lebih dari 20 juta buku serta ratusan juta manuskrip dan arsip digital. Selain itu, universitas ini memiliki sejumlah museum terkemuka, seperti Fogg Museum dan Peabody Museum of Archaeology and Ethnology.
Budaya akademik di Harvard sangat menjunjung tinggi prinsip kebebasan intelektual, inovasi, kolaborasi lintas disiplin, serta keberagaman. Universitas ini juga menyediakan berbagai program beasiswa dan bantuan keuangan, termasuk peluang studi di luar negeri untuk memperkaya pengalaman akademik para mahasiswanya.